Kamis, 31 Maret 2011
kasihku.......
seharum bunga selembut elusan suteraa
senyum di bibir tak akan hilang,kemanisan iras mu
jangan sekali benarkan,kasih ku kecundang,,
merenung bayang mu sekilas pandang..
senyum ini adalah ingkainya mawar ku
dirimuu adalah kerdipan bintang di angkasa,
cahaya di pelusuk jiwa
kini,,
rindu dan kasih di hulu bertapa..
satu sinar mu mampu menembus,terang kan lara
Selasa, 15 Maret 2011
,,LILIN LILIN SENJA..
,,BISMILAHIRRAHMANIRAHIM,,
kettika hari beransur senja
kuhitung kembali jejak
saat pawana setia mengirim
segar kuntuman mawar semusim
sesungguhnya takjubku, ya Robbi...
kelu, tidak bisaku jelma
walau dengan selaut madah...
Kini senjaku kian temaram
pun anggun mawar di singgahsana
satu persatu gugur berserakan
sirna irama tanpa ilham
tersisa lara citra semalam...
Selamat berangkat lembayung senja!
salam teramat kasih...
justeru sudi kau menemani
denai beronak insan dhaif ini
meski kelabu tinta diariku
2011,03,12 KDS,
kettika hari beransur senja
kuhitung kembali jejak
saat pawana setia mengirim
segar kuntuman mawar semusim
sesungguhnya takjubku, ya Robbi...
kelu, tidak bisaku jelma
walau dengan selaut madah...
Kini senjaku kian temaram
pun anggun mawar di singgahsana
satu persatu gugur berserakan
sirna irama tanpa ilham
tersisa lara citra semalam...
Selamat berangkat lembayung senja!
salam teramat kasih...
justeru sudi kau menemani
denai beronak insan dhaif ini
meski kelabu tinta diariku
2011,03,12 KDS,
,,,LAMUNAN MALAM
,, BISSMILAHIRAHMANIRAHIM,,
Kerlip bintang di perdu malam
mencerna kembali babak impian
moga ceritera bergarap harmonis
lakonan hakiki maha futuris!
Makanya...
telah, sedang ku persiapkan
sebuah kompas pelengkap kehidupan
agar tidak tersasar bahtera
biarpun hanyut dihempas gelombang
taufan pun badai menggila
mohon sukses ke pelabuhan jaya...
Pintaku satu, sayang...
usahlah sesekali dilupakan
termetri fitrah kalam tuhan
sesungguhnya...
indah seri purnama
tersimpuh malu di dada maya
pastinya membawa petanda
Realitinya suatu hari nanti...
detik tirai berlabuh pasti,
lilin itu nurnya bersemadi
usah hendaknya kIITA sesali
lontar galau sendu di hati...
pintaku... dipadam jangan
titipan pesan di paksi memori
permataku tambatan hati..!..
Kerlip bintang di perdu malam
mencerna kembali babak impian
moga ceritera bergarap harmonis
lakonan hakiki maha futuris!
Makanya...
telah, sedang ku persiapkan
sebuah kompas pelengkap kehidupan
agar tidak tersasar bahtera
biarpun hanyut dihempas gelombang
taufan pun badai menggila
mohon sukses ke pelabuhan jaya...
Pintaku satu, sayang...
usahlah sesekali dilupakan
termetri fitrah kalam tuhan
sesungguhnya...
indah seri purnama
tersimpuh malu di dada maya
pastinya membawa petanda
Realitinya suatu hari nanti...
detik tirai berlabuh pasti,
lilin itu nurnya bersemadi
usah hendaknya kIITA sesali
lontar galau sendu di hati...
pintaku... dipadam jangan
titipan pesan di paksi memori
permataku tambatan hati..!..
Selasa, 01 Maret 2011
,, PELAYARAN~~~
karya bersama
kidung hati d sepi & De s sst
syair kehidupan,,
ku duduk kan fikir Di rebahan hamparan pasir
Aku lepas pandang,,sesekali ombak menyapa mengusIR
Adalah aku di sini-yang masih enggan terusir.
Bagai.. biduk biduk yang berlayar di hamparan lautan
Perahuku sesekali di sapa arus yang bergantian
Laksana kayuhku makin terjebak di tengah titian
Bagai kan tali biduku sukar menggapai karang
kini berwarsa sudah kumenyelat
Aku tetap bisu dalam netra yang menyemat
Inginku dipeluk rawi biar tiadaku jengat
Harafku melabuh hati sebelum titik nafas menutup gurat
Hitam putih lembar bertingkuh aku tergamak,
hapuskanlah dijemalaku
Tapak pun helaku disegara ini,
kapaskanlah gatirku
Inginku bertepi tanpa harus dipasang ombak lalu mengalahku
Ini fragmenku dimana jentera itu DIA, satu sejatiku
Dalam dayung menyusupi gemulainya ombak
Dalam riak gerakannya aku menyimak
Pun tetap kubiar merebak
Seraut merindu dibutiran tak kutergamak
Bening tertampak akupun terkesima
Diakah penutup dilema¿¿
Oh pemilik nafas, tautkan hati menyata bukan sebatas angin terma
Aku menyelat disegaramu sudahpun lama...
kidung hati d sepi & De s sst
syair kehidupan,,
ku duduk kan fikir Di rebahan hamparan pasir
Aku lepas pandang,,sesekali ombak menyapa mengusIR
Adalah aku di sini-yang masih enggan terusir.
Bagai.. biduk biduk yang berlayar di hamparan lautan
Perahuku sesekali di sapa arus yang bergantian
Laksana kayuhku makin terjebak di tengah titian
Bagai kan tali biduku sukar menggapai karang
kini berwarsa sudah kumenyelat
Aku tetap bisu dalam netra yang menyemat
Inginku dipeluk rawi biar tiadaku jengat
Harafku melabuh hati sebelum titik nafas menutup gurat
Hitam putih lembar bertingkuh aku tergamak,
hapuskanlah dijemalaku
Tapak pun helaku disegara ini,
kapaskanlah gatirku
Inginku bertepi tanpa harus dipasang ombak lalu mengalahku
Ini fragmenku dimana jentera itu DIA, satu sejatiku
Dalam dayung menyusupi gemulainya ombak
Dalam riak gerakannya aku menyimak
Pun tetap kubiar merebak
Seraut merindu dibutiran tak kutergamak
Bening tertampak akupun terkesima
Diakah penutup dilema¿¿
Oh pemilik nafas, tautkan hati menyata bukan sebatas angin terma
Aku menyelat disegaramu sudahpun lama...
Langganan:
Postingan (Atom)